A.PENGERTIAN
KOMUNIKASI BISNIS
Menurut
Himstreet dan Baty dalam business communications : Principles and Methods,
komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui
suatu sistem yang luar biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal,
maupun perilaku atau tindakan. Sementara menurut bovee, komunikasi adalah suatu
proses pengiriman dan penerimaan pesan.
Pada umumnya, pengertian komunikasi
ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih, dan proses pemindahan
pesannya dapat dilakukan dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa
dilakukan oleh seseorang melalui lisan, tulisan, maupun sinyal-sinyal
nonverbal.
Di dalam dunia praktis, di kenal
komunikasi antarpribadi (interpersonal communications) dan komunikasi lintas
budaya (intercultural/cross-cultural communications), selain komunikasi bisnis
(business communications). Komunikasi bisnis, komunikasi antarpribadi maupun
komunikasi lintas budaya merupakan bentuk komunikasi yang masing-masing
memiliki karakter yang berbeda dari yang lainnya.
Komunikasi antarpribadi merupakan
bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami kedua belah pihak dan cenderung lebih fleksibel
(luwes) dan informal. Komunikasi lintas
budaya merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau
lebih, yang masing-masing memiliki budaya yang berbeda karena perbedaan
geografis tempat tinggal sedangkan komunikasi bisnis adalah komunikasi yang
digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi,
baik komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal untuk mencapai tujuan
tertentu.
B.BENTUK DASAR
KOMUNIKASI
Ada
dua bentuk dasar komunikasi yang lazim digunakan, yaitu :
1. Komunikasi
Verbal
Komunikasi
verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia
bisnis untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik secara
tertulis (written) maupun lisan (oral).
Macam-macam
komunikasi verbal dalam dunia bisnis :
A. Berbicara
dan Menulis
B. Mendengar
dan Membaca
2. Komunikasi
Nonverbal
Komunikasi
nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi
bisnis, dengan menggunakan bagian-bagian tubuh, bahasa tubuh sebagai alat untuk
komunikasi dengan orang lain.
Komunikasi
nonverbal sering tidak terencana atau kurang terstruktur. Namun, komunikasi
nonverbal memiliki pengaruh yang lebih besar daripada komunikasi verbal.
Isyarat-isyarat komunikasi nonverbal sangat penting, terutama dalam kaitannya
dengan penyampaian perasaan dan emosi seseorang, mendeteksi kecurangan atau
kejujuran, serta sifatnya yang efisien. Tujuan komunikasi nonverbal menurut
Thil dan bovee mempunyai enam tujuan, yaitu :
1. Memberikan
informasi.
2. Mengatur
alur percakapan.
3. Mengekspresikan
emosi.
4. Memberi
sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan verbal.
5. Mengendalikan
atau mempengaruhi orang lain.
6. Mempermudah
tugas-tugas khusus, misalnya memberi contoh cara mengayunkan tongkat golf yang
baik dan benar.
C.
PROSES
KOMUNIKASI
Menurut
bovee dan Thill, proses komunikasi terdiri dari enam tahap, yaitu :
1. Pengirim
mempunyai suatu ide atau gagasan.
2. Pengirim
mengubah ide menjadi suatu pesan.
3. Pengirim
menyampaikan pesan.
4. Penerima
menerima pesan.
5. Penerima
menafsirkan pesan.
6. Penerima
memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim.
Tahap Pertama: Pengirim mempunyai suatu ide/gagasan
Sebelum proses penyampaian pesan
dapat dilakukan, pengirim pesan harus menyampaikan ide atau gagasan apa yang
ingin disampaikan kepada pihak lain atau audiens. Ide dapat diperoleh dari
berbagai sumber yang terbentang luas dihadapan kita.
Tahap Kedua: Pengirim mengubah ide menjadi suatu
pesan
Dalam suatu proses komunikasi, tidak
semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna. Proses komunikasi
dimulai dengan adanya ide dalam pikiran, yang lalu diubah kedalam bentuk
pesan-pesan seperti dalam bentuk kata-kata, ekspresi wajah, dan sejenisnya,
untuk kemudian disampaikan kepada orang lain.
Tahap Ketiga: Pengirim menyampaikan pesan
Setelah mengubah ide-ide ke dalam
suatu pesan, Tahap berikutnya adalah menyampaikan atau memindahkan pesan
melalui berbagai saluran yang ada kepada si penerima pesan. Saluran komunikasi
yang digunakan untuk menyampaikan pesan terkadang relatif pendek, tetapi ada
juga yang cukup panjang. Panjang pendeknya saluran komunikasi yang digunakan
akan berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian pesan. Bila menyampaikan
pesan-pesan yang panjang dan kompleks secara lisan, pesan-pesan tersebut bisa
jadi terdistorsi atau bahkan bertentangan dengan pesan aslinya.
Tahap Keempat: Penerima menerima pesan
Komunikasi antara seseorang dengan
orang lain akan terjadi, bila pengirim (komunikator) mengirimkan suatu pesan
dan penerima (komunikan) menerima pesan tersebut.
Tahap Kelima: Penerima menafsirkan pesan
Setelah penerima menerima pesan,
tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang
di sampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan.
Selanjutnya, suatu pesan baru dapat ditafsirkan dengan benar bila pengirim
pesan telah mengalami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.
Tahap Keenam: Penerima memberi tanggapan dan umpan
balik ke pengirim
Umpan balik adalah penghubung akhir
dalam suatu mata rantai komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan tanggapan
penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu
pesan.
D.MUNCULNYA KESALAH PAHAMAN KOMUNIKASI
Didalam suatu komunikasi, ada
kecenderungan beberapa pesan tidak dapat dimengerti oleh penerima pesan dengan
baik. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat komunikasi antara
pengirim dan penerima pesan. Faktor-faktor penghambat komunikasi tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam empat masalah utama, yaitu :
1.
Masalah dalam
mengembangkan pesan
Sumber
masalah potensial dalam mengembangkan pesan adalah dalam memformulasikan suatu
pesan. Masalah dalam mengembangkan suatu pesan dapat mencakup antara lain
munculnya keraguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada
atau masih asing dengan audiens, adanya pertentangan emosional, atau kesulitan dalam
mengekspresikan ide atau gagasan.
2. Masalah
dalam menyampaikan pesan
Komunikasi
dapat juga terganggu karena munculnya masalah penyampaian pesan dari pengirim
ke penerima. Masalah yang paling jelas di sini adalah faktor fisik. Masalah
lain yang muncul dalam penyampaian suatu pesan adalah bila dua buah pesan yang
disampaikan mempunyai arti yang berlawanan atau bermakna ganda.
3. Masalah
dalam menerima pesan
Masalah
yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain kondisi yang dapat
mengganggu konsentrasi penerima.
4. Masalah
dalam menafsirkan pesan
Meskipun
suatu pesan mungkin hilang selama proses penyampaian pesan. Masalah terbesar
terletak pada mata rantai terakhir saat suatu pesan ditafsirkan oleh penerima
pesan.
Masalah
dalam menafsirkan pesan ada 3 hal :
A. Perbedaan
latar belakang
Perbedaan usia, pendidikan, jenis
kelamin, status sosial, kondisi ekonomi, latar belakang budaya, temperamen,
kesehatan, kecantikan, popularitas, atau agama dapat mempersulit atau paling
tidak mengganggu proses komunikasi.
B. Perbedaan
penafsiran kata
Masalah dalam memahami pesan sebenarnya
terletak pada bahasa yang menggunakan kata-kata sebagai simbol untuk
menggambarkan suatu kenyataan. Karena latar belakang yang berbeda, baik itu
asal-usul daerah, budaya, pendidikan, usia,
maupun yang lain akan mempunyai pengertian atau pemahaman yang berbeda
pula terhadap kata yang sama.
C. Perbedaan
reaksi emosional
Satu hal yang cukup menarik bahwa
seseorang mungkin bereaksi secara berbeda terhadap kata yang sama pada keadaan
yang berbeda. Suatu pesan yang jelas dan dapat diterima di suatu kondisi akan
dapat membingungkan dalam situasi yang berbeda. Hal ini tergantung pada
hubungan emosional antara penerima dan pengirim pesan.
E.BAGAIMANA MEMPERBAIKI KOMUNIKASI
Dalam
memperbaiki komunikasi diperlukan beberapa persyaratan, yaitu :
A.
Persepsi
Seorang
komunikator yang cerdas harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang akan
disampaikannya dapat diterima oleh komunikan atau tidak.
B. Ketepatan
Secara
umum, audiens mempunyai suatu kerangka
berpikir yang jelas. Agar komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran, seseorang
perlu mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka
berpikir mereka.
C. Kredibilitas
Komunikator
harus mempunyai suatu keyakinan bahwa substansi atau inti pesan yang ingin di
sampaikan kepada pihak lain benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
D. Pengendalian
Dalam
berkomunikasi, audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap
pesan yang disampaikan. Sebaliknya, reaksi audiens bergantung pada berhasil
tidaknya komunikator mengendalikan audiensnya saat melakukan komunikasi.
E. Keharmonisan
Komunikator
yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang baik
dengan audiens sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai
tujuannya.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi
berbagai macam hambatan yang dihadapi dalam komunikasi dengan memperhatikan
tiga hal, yaitu :
1.
Membuat suatu pesan
secara lebih hati-hati.
2. Minimalkan
gangguan dalam proses komunikasi.
3. Mempermudah
upaya umpan balik antara pengirim dan penerima pesan.
thanks infoy
BalasHapusmaacih
BalasHapus